Pagi itu, udara Blitar masih membawa kesejukan ketika Farida Hanim, Ketua Pengadilan Agama Blitar, menatap layar laptop dengan saksama. Hari itu, Rabu, 8 Oktober 2025, menjadi awal dari sebuah perjalanan intelektual, Pelatihan Teknis Yudisial Eksekusi Perdata bagi para Hakim di lingkungan Peradilan Agama se-Indonesia, yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis Peradilan Mahkamah Agung RI.
Dalam kesunyian ruang kerjanya, Farida Hanim tampak tenang namun penuh semangat. Di balik senyum yang teduh, tersimpan tekad kuat untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman terhadap ranah eksekusi perdata, salah satu bidang teknis yang menjadi jantung implementasi keadilan di peradilan agama.
Pelatihan yang digelar secara blended learning ini berlangsung dua tahap. Tahap pertama, E-learning Mandiri pada 8 hingga 10 Oktober, menjadi kesempatan bagi para peserta untuk menggali pengetahuan dasar dan prinsip hukum eksekusi secara mandiri. Tahap kedua, Zoom Meeting interaktif pada 13 hingga 17 Oktober 2025, menghadirkan sesi pembelajaran langsung bersama para narasumber ahli, di antaranya Dr. H. Yasardin, S.H., M.Hum., Dr. M. Natsir Asnawi, S.H.I., M.H., dan Dr. H. Jarkasih, M.H.
Dalam setiap sesi, Farida Hanim tampak mencatat dengan teliti. Setiap penjelasan tentang prosedur aanmaning, pelaksanaan eksekusi riil, hingga strategi teknis pelaksanaan eksekusi menjadi butiran pengetahuan yang tak sekadar dicatat di atas kertas, melainkan diresapi dalam hati seorang pemimpin peradilan.
Bagi Farida Hanim, mengikuti pelatihan bukan sekadar memenuhi panggilan tugas dari Mahkamah Agung. Ia memaknainya sebagai bentuk tanggung jawab moral, bahwa seorang hakim, sekalipun memimpin, tetap harus terus menimba ilmu, menyempurnakan pemahaman, dan menjaga integritas.
Pelatihan yang ditutup pada 17 Oktober 2025 itu meninggalkan kesan mendalam. Tidak hanya memperkaya wawasan teknis para hakim, tetapi juga memperteguh komitmen akan profesionalitas dan dedikasi dalam mengawal proses peradilan yang adil, transparan, dan berintegritas.
Di akhir sesi, layar Zoom perlahan menutup, namun semangat itu tak pernah padam. Ia tahu, ilmu yang baru diraih bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan langkah baru dalam pengabdian panjang di jalan keadilan.